Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

MANGRIMPUNG ( Doa memanggil/ mengumpulkan arwah orang tua)

Dalam kebudayaan orang Toraja yang masih sangat kental dengan tadisi turun temurun maupun rasa hormat kepada para orang tua atau leluhur yang telah mendahului mereka di tandai dengan adanya berbagai upacara yang diadakan khusus untuk para leluhur. Bagi sebagian  masyarakat Toraja yang masih berpegang teguh pada kepercayaan asli Toraja (aluk todolo), pemujaan arwah leluhur bagi orang Toraja merupakan hal yang terpenting karena berkaitan langsung dengan keselamatan di dunia akhirat. Orang Toraja,  khususnya yang masih berpegang pada kepercayaan asli (aluktodolo) beranggapan bahwa Jiwa-jiwa orang mati  (leluhur/orang tua) yang memperhatikan keluarga yang masih berada di dunia di sebut juga bombo mendeatanna. Karena itu bila seseorang mengalami suatu kegelisahan hidup dan jauh dari ketentraman, biasanya membangun relasi dengan leluhur dengan cara mengadakan kontak dengan jiwa-jiwa yang telah pergi. Acara tersebut di sebut ma’nene’ atau juga ma’pakande Tomatua atau mem...

BATING LAN BADONG

Umbamira sang tondokta, tomai sang banuanta sang to'doan tarampak. Ke' de' ko ta tannun bating,  ta pana' ta' rio-rio.  Rio-rio memtarampak, bating messa' de banua. Mario-riokan kami,  makarorrong silelekan, rammangkan massolanasang, sukkunkan ange mairi'. Male natampe Ambe'ki, naboko' I ma' dadingki. Anna la mindamo dikka' , la umpakande rekdekkan, la umbarra' karoenkan. Ambe' perangngikan mati'  ambe tading talingakan. Angki lolloan rara' ko,  angki tendeng bulaanko, angki  gente' kandaureko. Anta sisulle sitendeng, sisonda siri-siri. Panglolloannamo tondo', pa' tendeng misa- misana. Solon-solonna tang mamma', pasondana tingkaru'du'. La kulambi' mo dadimmu, la kudete' garaganmu, to nene' mendeatammu. Umbai tommo dikombong, randukmu dipangidenan, tang kan dikandean essun, tang dileran bua kayu. Ia tonna didadian, randukna ditibussan, silalle-lallemi guntu' sileleanna galu...