Bentuk, tehnik dan fungsi Erong di Toraja Sebagai Wadah Kubur
Peninggalan arkeologi yang tersebar di beberapa tempat di daerah Tanah Toraja memiliki ciri atau bentuk yang menjadi ciri khas pada daerah dan masa tersebut. ini dapat kita lihat dengan adanya peninggalan budaya manusia pada masa lalu khususnya wadah kubur oleh masyrakat Toraja yang dikenal dengan nama Erong.
Bentuk bentuk erong sebagai wadah kubur ada 5 (lima) yaitu :
- Bentuk Rumah Adat ( Tongkonan )
Bentuk badan menyerupai rumah dengan bentuk persegi panjang, pada bagian atas diberi tutup dengan bentuk tongkonan, juga mempunyai tiang. Ditempatkan di atas tanah datar, bahan yang di gunakan adalah kayu uru. Pada bagian depan, belakang, samping kiri, dan kanan terdapat ukiran.
2. Bentuk Kerbau
Bentuk badan menyerupai kerbau, bentuk badan bulat lonjong. Pada bagian kepala kerbau dilengkapi dengan tanduk yang panjang, juga memiliki empat buah kaki dan memiliki ukiran.
3. Bentuk Babi
Bentuk yang menyerupai babi, dan pada bagian belakang diberi ekor. Memiliki tutup yang terletak pada bagian atas dan berbentuk seperti lesung, tidak memiliki ragam hias, dan bahannya terbuat dari kayu uru.
4. Bentuk Perahu
Bentuk yang menyerupai perahu, bentuk badan lonjong pada bagian atas diberi tutup yang berbentuk seperti perahu. Pada bagian depan terdapat tangkai sebanyak satu pasang pada ujungnya, ditempatkan di atas permukaan tanah datar. Memiliki ragam hias.
5. Bentuk Lesung
Bentuk menyerupai lesung, berbentuk badan lonjong, penutup bagian atasnya berbentuk lesung, pada bagian ujungnya memiliki tangkai. erong ini tidak berukir.
Pembuatan Erong bagi masyarakat Toraja berdasarkan bentuk mempunyai arti yang juga berkaitan erat dengan pendirian atau pembuatan erong itu sendiri. Bentuk Erong tersebut memiliki fungsi sebagai lambang yang dihubungkan langsung dengan status masyarakatnya. ada 2 tehnik yang digunakan untuk membuat Erong atau wadah kubur antara lain :
- Tehnik Pahat : Yaitu salah satu cara menggunakan alat pahat, dalam proses ini pertama adalah memilih kayu yang baik dan tahan lama biasanya masyarakat Toraja menggunakan kayu Uru. Diambil bagian yang besar dari kayu tersebut kemudian dipotong dengan kampak dan dilanjutkan dengan membuatkan lobang pada bagian tengah dengan cara memahat. Untuk tehnik ini biasanya menggunakan waktu satu bulan lamanya.
- Tehnik Pembakaran : Adapun caranya hampir sama dengan tehnik pahat, perbedaannya hanya melobangi bagian dalam tengah dilakukan dengan cara membakar. tehnik ini biasanya menggunakan waktu yang singkat dari pada tehnik pahat.
Erong yang berbentuk rumah adat dan bentuk kerbau secara spesifikasi memiliki perbedaan khususnya yang berkaitan dengan status sosial dalam masyarakatnya. Dari kedua bentuk Erong ini diperuntukkan kepada kau bangsawan dan keluarganya, sedangkan erong yang berbentuk babi, perahu, dan lesung berfungsi sebagai wadah penguburan bagi masyarakat menengah ( biasa ) dan keluarganya.
Masyarakat Toraja percaya bahwa seseorang yang telah meninggal dalam perjalanannya menuju alam yang baru tiada rintangan, maka arwah tersebut akan cepat dan menjelma menjadi dewa. Akhirnya roh itu akan menjamin kesejahtraan bagi anggota keluargany yang masih hidup. Kepercayaan ini masih dapat kita jumpai di Toraja dan masih berlangsung hingga kini.
Jadi fungsi erong dalam masyarakat Toraja di tinjau dari tradisi.
- Sebagai fungsi magis religius, yaitu berfungsi yang berhubungan dengan alam pikiran masyarakat bahwa setelah mati arwahnya akan hidup kembali.
- Sebagai fungsi untuk menunjukkan status sosial suatau keluarga di dalam masyarakat.
Komentar
Posting Komentar