Tingkatan-tingkatan Upacara Penguburan Rambu Solo' Pada Struktur Sosial Masyarakat Toraja

Sistem kepercayaan adalah salah satu dari empat unsur pokok religi, disamping emosi keagamaan, sistem upacara dan kelompok keagamaan. Sistem kepercayaan adalah bayangan-bayangan pikiran tentang kosmik, alam gaib, dan tentang hidup dan mati.

Pada masyarakat Tana Toraja unsur megalitik masih berkembang sampai sekarang yaitu adanya pengorbanan hewan kerbau pada saat upacara kematian dengan jumlah yang cukup besar. mereka beranggapan bahwa roh binatang tersebut akan menyertai atau menjadi wahana bagi roh nenek moyangnya. Roh nenek moyang menghendaki agar keluarga yang masih hidup tetap membaerikan perhatian kepadanya yaitu melaksanakan upacara yang disertai dengan pemberian kurban. Apabila hal ini tidak dilakukan maka panennya akan mengalami kegagalan dan akan ada suatu wabah penyakit.

Di dalam ajaran Aluk Todolo mempunyai tingkatan-tingkatan upacara penguburan antara lain :

1. Disili, yaitu upacara penguburan yang paling sederhana ini berlaku bagi orang miskin yang mana dahulu mereka hanya membekali mayat dengan telur ayam saja, tetapi saat ini mereka telah menguburkan keluarga mereka dengan memotong seekor babi.

2. Dipasang Bongi, yaitu upacara penguburan orang yang telah meninggal hanya satu malam acaranya dilakukan dirumah dan hanya seekor kerbau yang dipotong dan beberapa ekor babi. Upacara ini untuk orang tua dari golongan rendah dan menengah yang kurang mampu ekonominya.

3. Dipatallung Bongi, yaitu upacara penguburan dan dilangsungkan selama tiga malam di rumah. degan menyembelih empat ekor kerbau dan babi sekitar sepuluh ekor, pada upacara ini juga pihak keluarga kedatangan tamu yang membawa babi, tuak dan ubi-ubian. Keluarga dekat yang mengalami kedukaan melakukan pantang makan nasi.

4. Dipalimang Bongi, yaitu upacara penguburan dan berlangsung lima hari lima malam. Pada saat acara berlangsung paling kurang sembilan ekor kerbau dan puluhan ekor babi yang dikorbankan. pada hari ketiga keluarga kedatangan tamu dengan membawa kerbau, babi dan ubi-ubian. Pada upacara ini dibuatlah patung orang yang telah meninggal dan terbuat dari bambu yang disebut Tau Tau Lampa. Dan Tau tau ini dihiasi dengan pakaian adat tetapi pada waktu penguburan pakaian dan perhiasan diambil kembali.

Tidak semua perkampungan mengadakan upacara penguburan sejenis dengan ini yang mana upacara ini adalah upacara penguburan yang paling tinggi di tempat tersebut. Malam terakhir diadakan acara Ma'Parando yaitu semua cucu almarhum yang hadir diarak pada malam hari duduk di bahu laki-laki dengan perhiasan lengkap seperti pakaian penari yang terdiri dari emas gayang, Kandaure, mereka di bawa mengelilingi rumah sebanyak tiga kali dengan membawa obor. Disertai teriakan senda gurau penonton. Selain semalam lima malam acara Ma'badong terus berlangsung.

5. Dipapitung Bongi, yaitu upacara penguburan yang berlangsung selama tujuh hari tujuh malam, setiap hari dan malam ada pemotongan hewan kerbau dan babi, bagi keluarga dekat pantang makan nasi selama acara berlangsung. Pada saat tamu datang pemotongan kerbau dan babi sembilan sampai duah puluh ekor. Kepala kerbau diperuntukkan bagi rumah tongkonan dan daging kerbau diberikan kepada tamu.

6. Dirapai, yaitu upacara penguburan yang paling mahal, karena dilakukan dua kali upacara sebelum dikubur. Upacara pertama dilakukan di rumah tongkonan dan mayat tadi diistirahatkan atau disimpan selama satu tahun, baru upacara kedua dilakukan. Pada upacara kedua orang mati di arak dengan pikulan ratusan orang dari rumah tongkonan ke Rante tempat upacara ke dua.

Upacara ini disebut Ma'palao/ Ma'pasonglo. Yaitu orang mati dibungkus kain merah dilapisi emas, diikuti oleh Tau Tau dan janda almarhum dalam usungan yang dihiasi emas serta diiringi puluhan ekor kerbau jantan berhias yang siap diadu satu lawan satu.

Setelah tiba di rante mayat dinaikkan ke Lakkian, satu bangunan tinggi khusus tempat orang mati itu dan acara lain berlangsung seperti :

- Acara adu kerbau 

- Acara  Sisemba (adu tendangan dengan lawan )

- Acara tari tarian

 

  


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kada to mina dalam penyambutan tamu keluarga dan kerabat pada upacara rambu solo

kada-kada tomina I

BATING LAN BADONG