Makna Dan Arti Ukiran Toraja



Jika kalian pernah berkunjung ke daerah Tanah Toraja di  Sulawesi Selatan, bukan hanya keindahan alam, adat istiadat yang masih kental di pertahankan, keramah-tamahan masyarakatnya. Tetapi keindahan seni arsitektur bangunannya yang unik dan yang membuatnya lebih unik lagi karena dindingnya dihiasi dengan  berbagai macam ukiran. Ternyata ukiran-ukiran itu tidak hanya untuk memperindah bangunan saja, melainkan sudah merupakan keharusan bagi masyarakat toraja itu sendiri dan harus juga di sesuaikan dengan tingkat kedudukan dalam masyarakat, karena setiap ukiran memiliki makna dan arti yang terkandung dari setiap ukiran tersebut. Akan kita coba kupas satu persatu makna dan arti dari sebahagian ukiran toraja dari sekian banyak ukiran yang tidak semuanya dapat saya jelaskan :

·         PA’ AMBOLLONG
Yaitu sejenis tumbuhan serupa talas biasanya tumbuh di sawah yang tanahnya gemuk.
Ukiran lukisan ini terdapat pada ujung sangkinan rinding (bingkai dinding) sebelah bawah seturut denganhalnya tumbuhan itu.
Maksud dari lukisan ini, berharap kepada leluhur dan dewata agar penghuni dan pemilik rumah mendapat karunia sawah-sawah besar yang selalu digenangi air sehingga dapat ditumbuhi ambollong.

·         PA’ BABA GANDANG
Yaitu ukiran yang biasa terdapat pada muka ( penutup) gendang.
Kata gandang oleh orang toraja dapat juga di pakai gelaran to minaa. Gelaran tersebut dipakai sebab bila gendang itu dipukul, tentulah berbunyi seturut dengan kehendak pemukul itu. Begitulah dengan seorang tominaa tempat bertanya, kalau ditanya tentulah diberikan jawaban seturut maksud kita.

·         PA’ BARRE ALLO
Yaitu ukiran yang terwujud dengan bulatan matahari dengan pancaran sinarnya.
Posisi ukiran ini pada rumah atau lumbung (tempat penyimpanan padi) yaitu pada dinding bangunan paling di atas sekali. Ukiran ini menyatakan kemuliaan bagi bangunan rumah atau lumbung begitu pula dengan pemiliknya, seperti halnya dengan matahari merupakan tanda kemuliaan. Ukiran ini pula dapat atau di pakai pada pembungkus mayat (balun), bagi mayat laki-laki biasa dilekatkan pada kedua belah sisinya untuk melambangkan bahwa si mati penuh dengan kemuliaan. Bagi mayat wanita tidak dilekatkan pada sisinya, hanya pada kedua belah ujungnya yang arah kepala dan kaki.  

·         PA’ DAUN BOLU
Artinya perwujudan daun sirih
Ukiran ini dilukiskan pada dinding muka rumah dan lumbung padi menandakan daun sirih mempunyai banyak kegunaan dan sangat dibutuhkan, khususnya bagi masyarakat toraja. Daun sirih adalah tumbuhan yang sangat dekat dengan masyarakat toraja, dapat digunakan untuk menerima tamu, dapat menjadi persembahan kepada dewa atau pemujaan kepada leluhur untuk memperoleh berkat dari leluhur atau dewata.

·         PA’ TEDONG
Artinya ukiran yang dirupakan seperti gambar kerbau.
Ukiran ini dilukiskan pada birai dinding bagian sebelah bawah pada rumah dan lumbung padi.
Menurut orang tua terdahulu ukiran Pa’tedong berpasangan dengan ukiran pa’doti langi. Oleh sebab itu jikalau ada orang yang mempunyai banyak kerbau dan mempunyai maa’doti langi’ maka sempurna lah kekayaan orang itu.


·         PA’ BUA KAPA’
artinya yang terwujud seperti buah kapas
Bagi masyarakat toraja buah kapas dapat di buat benang yang kemudian ditenun menghasilkan kain, bisa berupa sarung, baju dan lainya.
Ukiran ini biasanya terdapat di pinggiran ukiran lainnya atau melingkari ukiran lainnya yang bermakna kaps yang dijadikan kain itu berfungsi melindungi atau membalut tubuh manusia.

·      PA’ BULU LONDONG
Artinya yang terwujud seperti bulu rumbai ayam jantan
Letak dan posisi ukiran ini pada birai dinding rumah dan lumbung padi, makna adalah melambangkan keberanian anak laki-laki, seperti ayam jantan.

·      PA’BOMBO UAI
Artinya ukiran binatang kecil yang hidupnya merayap di atas air.
Letaknya juga di dinding rumah dan lumbung padi. Makna dari ukiran ini dapat di tujukan kepada orang toraja yang suka berkelana/merantau agar dapat selamat dalam mengarungi sungai atau lautan. Juga dapat di artikan bila mempunyai harta dapat bertahan dan tidak bisa habis, seperti binatang kecil di air yang tidak dapat tenggelam.
  
  
·      PA’ BOKO’ SANDO
Yaitu sejenis ukiran yang diciptakan menurut gambar alipan (yang dilihat dari belakang).
Ukiran ini biasanya dilukiskan pada muka dan belakang rumah atau lumbung padi yang melonjong dan lazim pada ujung-ujung kayu dari balok rumah.
Ukiran ini mengkiaskan bagi pemakainya seirang berasal ( pahlawan).

·      PA’ DON TALINGA TEDONG
Yaitu ukiran yang menyerupai daun telinga kerbau.
Ukiran ini dilukiskan pada ujung-ujung balok yang di sudut bangunan rumah atau lumbung seturut letaknya telinga pada kepala kerbau.
Ukiran tersebut melambangkan pengharapan supaya penghuni dan pemilik bangunan itu mempunyai kerbau dan berkembangbiak dan bertambah banyak. Karna kerbau adalah hewan yang dipandang sebagai harta yang terbesar bagi orang toraja.

·      PA’ DOTI LANGI’
Yaitu ukiran yang pokok dari segala ukiran, menurut persangkaan orang karena asalnya dari langit. Rumah yang di hiasi dengan ukiran ini menandakan bahwa rumah tersebut adalah rumah pusaka ( banua tongkonan).
Semacam palang yang berjejer dan di tengah-tengah palang adalah rupa lain seperti bintang-bintang di atas langit.
Ada pada kain tua ( maa) yang sampai sekarang cerita ini masih hidup di distrik banga (Makale) kain itu diberi nama Doti Langi.
Pada dinding rumah tongkonanterlebih pada palang dari lonjong rumah dan lumbung padi.
Pada bungkusan mayat orang bangsawan lasim pada mayat wanita yang pesta upacaranya besar dan balun-nya (bungkusannya) dibalut dengan perak dan emas yang sudah ditempa, digunting menyerupai ukiran itu.

·      PA’ GAANG
Gaang( gayang) : keris emas
Ukiran keris emas biasa di gambarkan pada dinding condong rumah pada bahagian sudutnya atau pada balak penyangga longa, sebagai tanda kemuliaan atau sebagai lambang pengharapan supaya keluarga pemilik rumah dapat mempunyai harta yang mulia itu.

·      PA’ KAMPASU
Kampasu merupakan satu macam ukiran satu garis bulatan.
Dalam membuat beberapa ukiran bila hendak dilukiskan di mulai dengan membuat lingkaran-lingkaran dengan pertolongan alat jangka. Dalam lingkaran tersebut diciptakan macam-macam ukiran, sepeti: barre allo, bua kapa’, bua tina’ dll. Akan tetapi bila ada kepadatan di antara ukiran suatu ciptaan yang terdiri dari semata-mata garis bulatan saja tentulah bulatan tersebut dinamai pa’ kampusu.

·      PA’ KAPU’ BAKA
Berarti pengikat bakul tempat perhiasan.
Ukiran ini terdapat pada dinding rumah dan para, juga pada lumbung padi.
Artinya semua orang toraja berharap akan mempunyai harta benda yang akan disimpan dalam bakul tersebut.

·         PA’ KOLLONG ROMBE
Kollong : leher
Rombe : bulu rumbai
Pa’ kollong rombe artinya ukiran yang diciptakan seperti bulu rumbai ayam jantan.
Ukiran ini di lukiskan pada kundai keliling rumah dan lumbung padi.
Bedanya dengan ukiran pa’bulu londong karena pa’kollong rombe di kombinasikan dengan ukiran pa’tanduk ra’pe.

·         PA’ LELEN BUKOYO
Ma’lelen bukoyo : berombak-ombak seperti kulit bukoyo ( biasanya tentang rambut). Ukiran ini bentuknya berombak-ombak seperti kulit siput darat.
Ukiran ini biasanya dilukiskan pada jendela dan pada ujung dari balak panyangga longa ( sangka longa).

·         PA’ LONDONG
Londong : manuk londong : ayam jantan
Londongna muane: seorang laki-laki yang berani ( jantan).
Ukiran pa’ londong biasa diukir pada rumah-rumah pusaka dengan harapan penghuni dan pemilik rumah itu agar mendapatkan keturunan yang berani seperti ayam jantan.

·         PA’ POLLO GAANG
Pollo : pantat
Gaang : keris emas
Ukiran yang di ciptakan seperti pantat sarung keris emas.
Maksud dan tujuannya adalah berlainan dengan pa’gaang, sebabpa’ pollo gaang itu hanya dapat merupakan suatu macam ukiran, sedangkan pa’ gaang adalah besar sekali arti dan kiasanya.  Pollo gaang artinya ujung bahagian bawah dari keris emas tersebut.

·         PA’ POLLO LAMPUNG
Pollo : pantat
Lampung : tedong lampung : kerbau liar
Arti dari ukiran ini adalah semacam ukiran yang bentuknya seperti angka delapan yang berbalik-balikan bukan berurut-urutan.
Maksud dan tujuan adalah memperingati supaya manusia selamanya hidup dengan berjagajaga seperti kerbau liar yang tahu berjaga-jaga dari musuhnya.

·         PA’ POYA MUNDAN
Poya : jerat
Mundan: burung belibis
Semacam ukiran yang dipakai selaku daya untuk menangkap burung-burung atau binatang liar. Tujuannya untuk mendatangkan keuntungan. Ukiran ini terdapat di rumah maupun di lumbung padi.

·         PA’SEKONG
Gambar siku-siku yang terdapat pada kandaure
Ukiran ini terdapat di rumah yaitu pada bingkai dinding sebelah bawah.
Ukiran bersiku-siku tersebut menggambarkan jalan-jalan orang yang menari itu yang jalannya bukan lurus, melaikan selalu bersiku-siku. Agar pemilik rumah dapat melakukan tari-tarian.

·         PA’ SEKONG SANGLAMBA
Adalah ukiran gambar siku-siku berbeda dengan garis siku-siku ukiran pa’ sekong kandaure.
Pa’ sekong sanglamba ukiran yang dirupakan dengan gambar siku-siku yang satu lembar saja.

·         PA’ SEPU’ TO RONGKONG
Sepu’ : tempat sirih dari kain
To Rongkong : penduduk rongkong di suatu desa di Sulawesi Tengah.
Ukiran ini dilukiskan pada rumah dan lumbung padi yaitu pada dinding dan birai atau pada lantai lumbung padi.
Menyatakan lambang pengharapan agar benda yang memakai lukisan ini jangan hendaknya kosong melainkan berisi, seperti sepu’ selalu berisi dengan sirih pinang yang di pakai sebagai benda kebutuhan dalam pergaulan dan sebagai benda persembahan kepada dewata dan leluhur.

·         PA’ SURA LEMBANG
Sura : ukir; kertas
Lembang : perahu; kampung
Ukiran ini biasanya dilukiskan pada tiang tinggi di muka belakang rumah (tulak somba) dan pada balak penyangga (longa), balak yang memanjang disisi dan di muka belakang rumah sebagai birai dinding. Ukiran ini merupaan suatu garis panjang yang berombak-ombak dan pada tiap-tiap gelombangnya terdapat cabang sebagai kembangnya.


·         PA’ SORA
Sora : runcing; terang
Ukiran semacam candi-candi biasa dilukiskan pada ujung balak sangka’ longa dan pada ujung bambu ukir dan pada ujung kain tenunan atau pada pinggir dari pinggan.
Ukiran ini biasa juga pada ujung kayu usungan mayat yang dipestakan menurut adat.

·         PA’ TANDUK RA’PE
Tanduk ra’pe : tanduk yang pangkalnya kebawah serta ujungnya melengkung keatas. Lukisan ini  biasa dihiasi dengan ukiran seperti bulu rumbai ayam jantan diatasnya dan sebagai dasarnya ialah ukiran tanduk ra’pe.
Ukiran ini terdapat pada indung para( indo para) pada pinggir sebelah bawah atau pada kundai yaitu papan sebira keliling sebelah bawah dari dinding lumbung dan bagian muka dari rumah.
Ukiran ini juga menggambarkan keberanian.



Referensi : L Pakan Ujung Pandang, Oktober 1973




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kada to mina dalam penyambutan tamu keluarga dan kerabat pada upacara rambu solo

kada-kada tomina I

BATING LAN BADONG